Makna Tanggung Jawab
Tanggung jawab
merupakan tanda kematangan diri. Mungkin ada diantara kita yang sudah sangat
dewasa, tapi dari sisi perilaku, pikiran dan keimanannya ternyata masih sangat
muda. Sebaliknya, mungkin ada yang usianya masih relatif muda, tapi sisi
spiritual, pola pikir, dan tanggung jawab sudah menunjukkan kematangan.
Seringkali
tanggung jawab ditakuti orang. Berbagai alasan diungkapkan untuk menghindari
pertanggung jawaban. Padahal jika dilakoni dengan baik, keberhasilan akan mudah
diraih. Ada satu kata yang sering membuat kita gagal, menyesal dan kecewa,
yaitu: alasan.
Seorang yang hebat
bukanlah orang yang mampu mengarang banyak alasan. Seorang yang matang bukanlah
mereka yang mampu memberikan alasan-alasan yang kuat secara spontan. Seribu
alasan bisa dikarang dalam waktu singkat untuk membenarkan kekeliruan. Ada
orang yang karena sudah profesional, mudan sekali untuk mengarang alasan.
Kemampuan untuk
beralasan akan menghambat kedewasaan seseorang. Mungkin orang itu berhasil
memberikan pengertian kepada orang lain, tapi tingkatan perjalanan hidupnya
takkan bertambah dan perilakunya takkan matang.
Bagaimanapun
membuat alasan bukanlah cara yang terbaik untuk mematangkan diri. Daripada
sibuk mencari alasan untuk membenarkan kekeliruan kita, lebih baik meminta maaf
kepada yang bersangkutan. Lebih baik istighfar kepada Allah.
Alasan adalah
kata-kata yang membuat seseorang terlambat dewasa. Tanggung jawab membangun
motivasi yang kuat. Ketika lari dari tanggung jawab, mungkin kita bisa
melepaskan diri dari beban besar; mungkin pimpinan kit abisa menerima alasan
kita dan seolah kita terbebas dari kesalahan besar; mungkin atasan kita
memaafkan, tapi ada masalah dalam diri kita sendiri. Titik-titik hitam dalam
diri kita akan bertambah.
Hampir semua
alasan yang kita buat itu dimotivasi oleh kebohongan. Kalau benar, itu sedikit
dan sulit untuk dijadikan pedoman secara umum. Kadang, ada orang membuat alasan
dengan mendramatisirnya. Sebenarnya alasannya satu, tapi ia bisa membuatnya
sepuluh. Berarti sembilan diantaranya adalah kebohongan. Hal itu akan mengotori
batin kita.
Seringkali orang
mengelak dari tanggung jawab. Padahal, semakin besar tanggung jawab yang kita
pikul, semakin cepat proses kematangan diri kita. Kalau ada orang yang tidak
mau mengemban tanggung jawab dan menghindari kesulitan, takut menghadapi
resiko, orang itu tidak akan mencapai kematangan dan kedewasaan. Semakin
tempaan, tantangan, dan tanggung jawab yang kita pikul. Tuhan tidak akan pernah
menyia-nyiakan orang seperti itu. Kita hidup dengan tanggung jawab. Tanggun
jawab menjadi ciri orang yang hidup. Orang yang tidak mau mengemban tanggung
jawab sama dengan mayat hidup yang berjalan.
Tanggung jawab
menghasilkan ketabahan dan ketekunan.
“Saya tidak
mengkawatirkan kemakmuran material, yang saya kawatirkan adalah kegersangan
spiritual,” ungkap Paus Benedictus beberapa waktu yang lalu. Jadi krisis
keagamaan kita sekarang bukanlah kemiskinan material, tapi ruhani.
Kalau orang tidak
bertanggung jawab, ia tidak akan mendapatkan apa-apa. Sebaliknya, orang yang
banyak menunaikan tanggung jawab maka Tuhan akan memberikan bonus kepadanya.
Ada orang yang
pekerjaannya membawa map dari satu perusahaan ke perusahaan lain, tapi tak ada
yang mau menerimanya. Ada juga orang yang sebaliknya, pekerjaannya hanya
menerima transfer. Orang yang dikejar-kejar perusahaan adalah dia yang besar
rasa tanggung jawabnya. Ternyata, orang yang selalu membawa map itu orang yang
tak bertanggung jawab.
Dunia usaha dan
pasar sekarang ini tidak lagi mengandalkan titel. Yang paling penting adalah
pengalaman kerja dan rekomendasi orang-orang tertentu. Kalau kita terlambat
untuk menjadi orang yang ideal, maka anak-anak adalah tumpuan kita. Didiklah
mereka menjadi anak yang benar dan bertanggung jawab. Insya Allah kalau kita
bertanggung jawab kepada anak dan menularkannya kepada anak kita, niscaya ia
takkan tega untuk menyakiti orang.
Tanggung jawab
adalah tolak bala yang paling efektif. Tidak perlu mencari dukun, azimat dan
wirid. Kalau kita punya tanggung jawab, rizki datang sendiri dan takkan ada
bencana. Orang yang bertanggung jawab memiliki motto: “berhentilah menyalahkan
situasi.” Hal itu berarti orang yang suka menyalahkan keadaan dan orang lain,
itu tanda tak bertanggung jawab.
Mari kita
bercermin diri. Biasanya, mencari kesalahan adalah hal pertama ketika seseorang
tertimpa masalah. Jarang ada orang yang mau mengoreksi diri sendiri ketika ia
tertimpa masalah. Begitu tertimpa masalah, langsung ia mencari kambing hitam.
Jangan-jangan kita orang yang seperti itu. Padahal, telah jelas bahwa kita yang
menjadi biang masalah,misalnya.
Ketika tidak ada
orang yang bisa dijadikan kambing hitam, ia menyalahkan dirinya sendiri secara
berlebihan. Maka, tidak jarang orang seperti ini berujung dengan bunuh diri.
Orang seperti ini tak laku di dunia, apalagi di akhirat.
Sumber :
http://aswil.multiply.com/journal/item/54?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
Tidak ada komentar:
Posting Komentar