Translate

Rabu, 07 November 2012

ILMU SOSIAL DASAR pada MUATAN NASIONAL




Ilmu sosial dasar perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama juga pada lingkungan nasional. Ilmu ini perlu digunakan untuk keseluruhan warga negara agar dapat mengetahui karakter dan sifat-sifat sosial yang berkembang di lingkungan sekitar baik secara umum maupun secara khusus. Hal ini perlu diketahui terlebih dahulu secara spesifik pengertian ilmu sosial, ruang lingkup dan masalah sosial, serta kegunaan ilmu sosial bagi seluruh masyarakat. Berikut ini adalah pembahasan terperinci.


A. PENGERTIAN ILMU SOSIAL

Berikut ini adalah definisi-definisi ilmu sosial menurut para ahli:
·                        Lewis, sosial adalah sesuatu yang dicapai, dihasilkan dan diterapkan dalam interaksi kehidupan sehari-hari antara warga negara dengan pemerintahannya.
·                        Keith Jacobs, sosial adalah sesuatu yang dibangundan terjadi dalam sebuah situs komunitas.
·                        Ruth Aylett, sosial adalah sesuatu yang dipahami sebagai suatu perbedaan namun tetap inheren dan terintegrasi.
·                        Paul Ernest, sosial adalah lebih dari sekedar jumlah manusia secara induvidu karena mereka terlibat dalam berbagai kegiatan bersama.
·                        Philip Wexler, sosial adalah sifat dasar dari setiap individu manusia.
·                        Enda M.C, sosial adalah cara tentang bagaimana para individu saling berhubungan.
·                        Lena Dominelli, sosial adalah merupakan bagian yang tidak utuh dari sebuah hubungan manusia sehingga membutuhkan pemakluman atas hal-hal yang bersifat rapuh didalamnya.
·                        Peter Herman, sosial adalah sesuatu yang dipahami sebagai suatu perbedaan namun tetap merupakan sebagai satu kesatuan.
·                        Engin Fahri I., sosial adalah sebuah inti dari bagaimana para individu berhubungan walaupun juga masih diperdebatkan tentang pola berhubungan para individu tersebut.
·                        Nursid Sumaatmadja, sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia baik secara perorangan maupun tingkah laku kelompok.
·                        ISD, sosial adalah suatu usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk melengkapi gejala-gejala sosial agar daya tanggap, persepsi dan penalaran dalam menghadapi lingkungan sosial dapat ditingkatkan.
Dalam menentukan ruang lingkup sosial terdapat berbagai aspek yang merupakan salah satu sosial yang dapat ditanggapi dengan pendekatan sendiri atau pendekatan gabungan antar bidang, serta adanya keragaman golongan dari kesatuan sosial lain dalam masyarakat.

B.  Masalah ilmu sosial dasar

Menurut Soerjono Soekanto, masalah sosial adalah suatu ketidak sesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokkan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat. Masalah sosial muncul adanya akibat dari terjadinya perbedaan mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Sumber dalam masalah sosial seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam kehidupan masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.

Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain:

·                     Faktor ekonomi, seperti kemiskinan, pengangguran, dan lain-lain.
·                     Faktor budaya, seperti perceraian, kenakalan remaja, dan lain-lain.
·                     Faktor biologis, seperti penyakit menular, keracunan makanan, dan sebagainya.
·                     Faktor psikologis, seperti penyakit saraf, aliran sesat,dan sebgainya
perilaku lebih dalam dirinya sendirg untuk pergaulan hidup.
C.  Fungsi ilmu sosial budaya dasar

Memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang di kembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosial kebudayaan agar dya tanggap,persepsi, dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosial budaya dapat ditingkatkan sehingga kepekaan mahasiswa kepada lingkungan lebih besar.

D.  Masalah Sosial indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan, yang terbagi menjadi 5 kepulauan utama dan masih banyak pulau-pulau kecil lainya dan indonesia juga merupakan negara yang memiliki banyak budaya,suku,rhas yang membuat indonesia merupakan negara yang unik, tapi semua itu akan menjadi masalah besar apabila negara ini tidak bisa menyatukan masyarakat yang beraneka ragam ini. Seperti saat ini banyaknya tindakan rhasis, dan kurang kepedulian pemerintah terhadap masyrakat-masyrakat dikepulauan terpencil yang membuat sebagian masyarakat ingin membuat negara tersendiri, seperti yang kita ketahui saat ini, banyak nya daerah yang ingin memerdekan diri dari indonesia karena masalah sosial, berikut permasahan yang ada di indonesia.
Masalah kebangsaan di Indonesia hari ini menempati posisi yang signifikan. Mungkin kita bertanya: mengapa ini menjadi signifikan untuk kita ulas? Indonesia adalah negara eks kolonial yang telah berhasil mencapai kemerdekaannya dengan serangkaian perjuangan panjangnya. Meskipun, Indonesia telah mencapai kemerdekaannya tidak lantas semua tugas demokratis nasionalnya telah diselesaikan. Secara historis, tugas-tugas demokratik nasional adalah reforma agraria, penyatuan pasar nasional yang independen, pembentukan parlemen yang demokratis, dan pembentukan negara-bangsa. Yang belakangan inilah yang menjadi salah satu masalah pelik di Indonesia. Masalah-masalah kebangsaan yang akhir-akhir ini mencuat ke permukaan, yaitu adanya gerakan dari setiap minoritas kecil bangsa kecil yang menuntut kemerdekaannya, misalnya Timor Leste yang telah mencapai kemerdekaan pada dekade lalu serta sekarang Aceh dan Papua, telah menambah sederetan persoalan nasional yang tak kunjung selesai.
Karakteristik munculnya kesadaran nasional dari berbagai minoritas di dalam satu bangsa telah ada bahkan semenjak awal kelahiran kapitalisme. Kapitalisme telah menghancurkan partikularisme feodal dan menghancurkan batasan lokal menjadi suatu pasar yang luas. Sebelum kapitalisme berkembang, masyarakat belum mengidentifikasi dirinya sebagai sebuah entitas bangsa. Mereka mengidentifikasikan dirinya sebagai sebuah kota, desa, dsb. Namun, ketika hubungan produksi lama sudah tidak bisa memenuhi cara produksi baru, entitas masyarakat pun berubah memenuhi corak produksi baru. Feodalisme adalah corak produksi yang bersifat lokal, sementara kapitalisme membutuhkan pasar yang luas. Oleh karenanya kapitalisme mendobrak berbagai lokalitas dan kedaerahan – yang merupakan corak feodalisme – dan menyatukan mereka ke dalam sebuah negara bangsa.
Terbentuknya entitas bangsa adalah tugas sejarah progresif kaum borjuis di masa kelahirannya. Mereka menuntut sebuah pasar dan penyatuan wilayah nasional dan inipun bertentangan dengan feodalisme yang berbasis produksi komoditas untuk kepentingan lokal.
Atas kepentingan pasar inilah, kapitalisme berupaya untuk memenangkan dominasi di dunia dan menjadi sebuah mesin penindas bagi bangsa-bangsa yang lemah. Dan inilah apa yang disebut sebuah era imperialisme, dimana telah memicu gerakan nasional dari setiap bangsa yang telah dikolonisasi.
Jadi, perjuangan nasional dari setiap bangsa mengalami berbagai fitur. Pertama dalam era kelahiran kapitalisme dan yang kedua ialah di dalam era Imperialisme. Perjuangan nasional di era Imperialisme telah mengambil bentuknya ketika Imperialisme ingin memenangkan dominasinya atas negara-negara terbelakang dengan pergolakan invasi dan perang. Kondisi inilah yang telah memicu ledakan perjuangan nasional dari bangsa tertindas untuk mencapai kemerdekaannya. Dalam hal ini, Revolusi kolonial telah berdiri di garis depan.
Di Indonesia, perjuangan nasional tidak terlepas dari kondisi ini. Yakni ketika Imperialisme ingin meraih dominasinya. Dengan revolusi kolonial ini, Indonesia telah mempersatukan ribuan pulau, suku, ras menjadi sebuah entitas sebuah bangsa yakni Indonesia. Di negara-negara kapitalis maju seperti Prancis dan Inggris, persatuan negara bangsa lahir dari revolusi borjuis yang menentang feodalisme sebagai musuh utamanya. Di negara eks-kolonial seperti Indonesia dan India, persatuan negara bangsa lahir dari revolusi kolonial – yang juga bercorak revolusi demokratik borjuis, tetapi dengan imperialisme sebagai musuh utamanya.
Setelah dipersatukan lewat revolusi kemerdekaan, mengapa di Indonesia sekarang muncul berbagai perjuangan kemerdekaan dari minoritas-minoritas seperti di Aceh dan Papua? Apa yang menyebabkan munculnya perjuangan ini ?
Semenjak kelahirannya kapitalisme memberikan kemajuan bagi setiap pertumbuhan tenaga-tenaga produktif. Kompetisi dari pasar telah membuka pasar dan meluasnya perdagangan, dan semakin bertambah besar kapital yang dihasilkan dari dibukanya pasar-pasar baru. Oleh karena itu kita tahu bagaimana kapitalisme merevolusionerkan hubungan produksi dan pertukaran.  Namun sekarang kita temui kapitalisme tidak mampu lagi merealisasikan potensi kekuatan produksi manusia. Ia telah menjadi sebuah rem sejarah bagi perkembangan umat manusia. Krisis yang telah diramalkan sebelumnya oleh Marx telah menjadi momok bagi kehidupan manusia. Seluruh kehidupan manusia telah telah dipertaruhkan dalam spekulan pasar, seperti yang baru-baru ini terjadi dengan krisis finansial 2008 yang mash berlanjut sampai sekarang. Munculnya kembali masalah kebangsaan di Indonesia mencerminkan kebuntuan kapitalisme dalam skala dunia, serta tidak adanya alternatif revolusioner yang sanggup untuk memberikan jalan keluar. Kemiskinan dan keterbelakangan yang diakibatkannya memberikan kesimpulan pada kita bahwa permasalahan nasional adalah permasalahan tentang nasi. Di Papua, ini berakar dari eksploitasi Freeport yang mengangkut kekayaan Papua untuk kapitalis-kapitalis di Jakarta dan dunia. Di Aceh, ini juga berakar dari eksploitasi migas oleh kapitalis-kapitalis Indonesia dan dunia.
Tentu saja solusi dari masalah nasional tidak bisa diselesaikan dalam batasan sempit kapitalisme. Borjuis di negara-negara eks kolonial sudah tidak mampu lagi menyelesaikan masalah kebangsaan, atau masalah apapun di dalam masyarakat. Tugas menyelesaikan masalah kebangsaan terletak pada satu-satunya klas yang revolusioner, yakni klas pekerja. Klas pekerja Indonesia menghadapi tugas sejarah yang harus dipikulnya: menyelesaikan masalah kebangsaan di satu sisi, dan penggulingan kapitalisme di sisi lain. Dua tugas ini tidak terpisahkan karena pembebasan yang sejati dari minoritas-minoritas yang tertindas tidak akan tercapai tanpa penggulingan kapitalisme.
Perjuangan kemerdekaan Aceh dan Papua telah mengekspresikan keinginannya untuk membentuk tanah air mereka sendiri. Timor Leste telah menjadi contoh bahwa kemerdekaan formal adalah sebuah kemerdekaan semu yang tidak menyelesaikan masalah fundamental rakyat pekerja Timor Leste. Mereka jadi bulan-bulanan kapitalisme dunia, dan kondisi hidup mereka tidak mengalami perubahan fundamental. Hanya sebuah metode dan program sosialis yang mampu menyatukan klas pekerja Aceh, Papua, dan seluruh Indonesia. Kemerdekaan politik tidak akan ada artinya bila tidak ada kemerdekaan ekonomi bagi kaum buruh, yang secara konkrit mensyaratkan nasionalisasi pabrik dan perbankan di bawah kendali buruh dan dijalankan dengan sistem perekonomian terencana. Program ini juga harus disertai dengan seruan pembentukan Federasi Sosialis Asia Tenggara, yang akan menjadi alternatif riil dari dominasi imperialisme. Dengan Federasi ini, buruh dari berbagai negara dapat bahu membahu membangun dunia sosialisme yang berdasarkan persaudaraan dan bukan penindasan manusia atas manusia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar