Ilmu sosial dasar perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama
juga pada lingkungan nasional. Ilmu ini perlu digunakan untuk keseluruhan warga
negara agar dapat mengetahui karakter dan sifat-sifat sosial yang berkembang di
lingkungan sekitar baik secara umum maupun secara khusus. Hal ini perlu
diketahui terlebih dahulu secara spesifik pengertian ilmu sosial, ruang lingkup
dan masalah sosial, serta kegunaan ilmu sosial bagi seluruh masyarakat. Berikut
ini adalah pembahasan terperinci.
A. PENGERTIAN ILMU SOSIAL
Berikut ini adalah definisi-definisi ilmu sosial menurut para ahli:
·
Lewis, sosial adalah sesuatu yang dicapai, dihasilkan dan diterapkan dalam
interaksi kehidupan sehari-hari antara warga negara dengan pemerintahannya.
·
Keith Jacobs, sosial adalah sesuatu yang dibangundan terjadi dalam sebuah
situs komunitas.
·
Ruth Aylett, sosial adalah sesuatu yang dipahami sebagai suatu perbedaan
namun tetap inheren dan terintegrasi.
·
Paul Ernest, sosial adalah lebih dari sekedar jumlah manusia secara
induvidu karena mereka terlibat dalam berbagai kegiatan bersama.
·
Philip Wexler, sosial adalah sifat dasar dari setiap individu manusia.
·
Enda M.C, sosial adalah cara tentang bagaimana para individu saling
berhubungan.
·
Lena Dominelli, sosial adalah merupakan bagian yang tidak utuh dari sebuah
hubungan manusia sehingga membutuhkan pemakluman atas hal-hal yang bersifat
rapuh didalamnya.
·
Peter Herman, sosial adalah sesuatu yang dipahami sebagai suatu perbedaan
namun tetap merupakan sebagai satu kesatuan.
·
Engin Fahri I., sosial adalah sebuah inti dari bagaimana para individu
berhubungan walaupun juga masih diperdebatkan tentang pola berhubungan para
individu tersebut.
·
Nursid Sumaatmadja, sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari
tingkah laku manusia baik secara perorangan maupun tingkah laku kelompok.
·
ISD, sosial adalah suatu usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan
umum dan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk
melengkapi gejala-gejala sosial agar daya tanggap, persepsi dan penalaran dalam
menghadapi lingkungan sosial dapat ditingkatkan.
Dalam menentukan ruang
lingkup sosial terdapat berbagai aspek yang merupakan salah satu sosial yang
dapat ditanggapi dengan pendekatan sendiri atau pendekatan gabungan antar
bidang, serta adanya keragaman golongan dari kesatuan sosial lain dalam
masyarakat.
B. Masalah ilmu sosial dasar
Menurut Soerjono Soekanto, masalah sosial adalah suatu ketidak sesuaian
antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan
kelompok sosial. Jika terjadi bentrokkan antara unsur-unsur yang ada dapat
menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok
atau masyarakat. Masalah sosial muncul adanya akibat dari terjadinya perbedaan
mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Sumber dalam
masalah sosial seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial
dalam kehidupan masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan
khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah
masyarakat, dan lain sebagainya.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni
antara lain:
·
Faktor ekonomi, seperti kemiskinan, pengangguran, dan lain-lain.
·
Faktor budaya, seperti perceraian, kenakalan remaja, dan lain-lain.
·
Faktor biologis, seperti penyakit menular, keracunan makanan, dan
sebagainya.
·
Faktor psikologis, seperti penyakit saraf, aliran sesat,dan sebgainya
perilaku lebih dalam dirinya sendirg untuk pergaulan hidup.
C. Fungsi ilmu sosial budaya dasar
Memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang di kembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosial kebudayaan agar dya tanggap,persepsi, dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosial budaya dapat ditingkatkan sehingga kepekaan mahasiswa kepada lingkungan lebih besar.
D. Masalah Sosial indonesia
Indonesia merupakan negara
kepulauan, yang terbagi menjadi 5 kepulauan utama dan masih banyak pulau-pulau
kecil lainya dan indonesia juga merupakan negara yang memiliki banyak
budaya,suku,rhas yang membuat indonesia merupakan negara yang unik, tapi semua
itu akan menjadi masalah besar apabila negara ini tidak bisa menyatukan masyarakat
yang beraneka ragam ini. Seperti saat ini banyaknya tindakan rhasis, dan kurang
kepedulian pemerintah terhadap masyrakat-masyrakat dikepulauan terpencil yang
membuat sebagian masyarakat ingin membuat negara tersendiri, seperti yang kita
ketahui saat ini, banyak nya daerah yang ingin memerdekan diri dari indonesia
karena masalah sosial, berikut permasahan yang ada di indonesia.
Masalah kebangsaan di Indonesia
hari ini menempati posisi yang signifikan. Mungkin kita bertanya: mengapa ini
menjadi signifikan untuk kita ulas? Indonesia adalah negara eks kolonial yang
telah berhasil mencapai kemerdekaannya dengan serangkaian perjuangan
panjangnya. Meskipun, Indonesia telah mencapai kemerdekaannya tidak lantas
semua tugas demokratis nasionalnya telah diselesaikan. Secara historis,
tugas-tugas demokratik nasional adalah reforma agraria, penyatuan pasar
nasional yang independen, pembentukan parlemen yang demokratis, dan pembentukan
negara-bangsa. Yang belakangan inilah yang menjadi salah satu masalah pelik di
Indonesia. Masalah-masalah kebangsaan yang akhir-akhir ini mencuat ke
permukaan, yaitu adanya gerakan dari setiap minoritas kecil bangsa kecil yang
menuntut kemerdekaannya, misalnya Timor Leste yang telah mencapai kemerdekaan
pada dekade lalu serta sekarang Aceh dan Papua, telah menambah sederetan
persoalan nasional yang tak kunjung selesai.
Karakteristik munculnya kesadaran
nasional dari berbagai minoritas di dalam satu bangsa telah ada bahkan semenjak
awal kelahiran kapitalisme. Kapitalisme telah menghancurkan partikularisme
feodal dan menghancurkan batasan lokal menjadi suatu pasar yang luas. Sebelum
kapitalisme berkembang, masyarakat belum mengidentifikasi dirinya sebagai
sebuah entitas bangsa. Mereka mengidentifikasikan dirinya sebagai sebuah kota,
desa, dsb. Namun, ketika hubungan produksi lama sudah tidak bisa memenuhi cara
produksi baru, entitas masyarakat pun berubah memenuhi corak produksi baru.
Feodalisme adalah corak produksi yang bersifat lokal, sementara kapitalisme
membutuhkan pasar yang luas. Oleh karenanya kapitalisme mendobrak berbagai
lokalitas dan kedaerahan – yang merupakan corak feodalisme – dan menyatukan
mereka ke dalam sebuah negara bangsa.
Terbentuknya entitas bangsa adalah
tugas sejarah progresif kaum borjuis di masa kelahirannya. Mereka menuntut
sebuah pasar dan penyatuan wilayah nasional dan inipun bertentangan dengan
feodalisme yang berbasis produksi komoditas untuk kepentingan lokal.
Atas kepentingan pasar inilah,
kapitalisme berupaya untuk memenangkan dominasi di dunia dan menjadi sebuah
mesin penindas bagi bangsa-bangsa yang lemah. Dan inilah apa yang disebut
sebuah era imperialisme, dimana telah memicu gerakan nasional dari setiap
bangsa yang telah dikolonisasi.
Jadi, perjuangan nasional dari
setiap bangsa mengalami berbagai fitur. Pertama dalam era kelahiran kapitalisme
dan yang kedua ialah di dalam era Imperialisme. Perjuangan nasional di era
Imperialisme telah mengambil bentuknya ketika Imperialisme ingin memenangkan
dominasinya atas negara-negara terbelakang dengan pergolakan invasi dan perang.
Kondisi inilah yang telah memicu ledakan perjuangan nasional dari bangsa
tertindas untuk mencapai kemerdekaannya. Dalam hal ini, Revolusi kolonial telah
berdiri di garis depan.
Di Indonesia, perjuangan nasional
tidak terlepas dari kondisi ini. Yakni ketika Imperialisme ingin meraih
dominasinya. Dengan revolusi kolonial ini, Indonesia telah mempersatukan ribuan
pulau, suku, ras menjadi sebuah entitas sebuah bangsa yakni Indonesia. Di
negara-negara kapitalis maju seperti Prancis dan Inggris, persatuan negara
bangsa lahir dari revolusi borjuis yang menentang feodalisme sebagai musuh
utamanya. Di negara eks-kolonial seperti Indonesia dan India, persatuan negara
bangsa lahir dari revolusi kolonial – yang juga bercorak revolusi demokratik
borjuis, tetapi dengan imperialisme sebagai musuh utamanya.
Setelah dipersatukan lewat
revolusi kemerdekaan, mengapa di Indonesia sekarang muncul berbagai perjuangan
kemerdekaan dari minoritas-minoritas seperti di Aceh dan Papua? Apa yang
menyebabkan munculnya perjuangan ini ?
Semenjak kelahirannya kapitalisme
memberikan kemajuan bagi setiap pertumbuhan tenaga-tenaga produktif. Kompetisi
dari pasar telah membuka pasar dan meluasnya perdagangan, dan semakin bertambah
besar kapital yang dihasilkan dari dibukanya pasar-pasar baru. Oleh karena itu
kita tahu bagaimana kapitalisme merevolusionerkan hubungan produksi dan
pertukaran. Namun sekarang kita temui kapitalisme tidak mampu lagi
merealisasikan potensi kekuatan produksi manusia. Ia telah menjadi sebuah rem
sejarah bagi perkembangan umat manusia. Krisis yang telah diramalkan sebelumnya
oleh Marx telah menjadi momok bagi kehidupan manusia. Seluruh kehidupan manusia
telah telah dipertaruhkan dalam spekulan pasar, seperti yang baru-baru ini
terjadi dengan krisis finansial 2008 yang mash berlanjut sampai sekarang.
Munculnya kembali masalah kebangsaan di Indonesia mencerminkan kebuntuan
kapitalisme dalam skala dunia, serta tidak adanya alternatif revolusioner yang
sanggup untuk memberikan jalan keluar. Kemiskinan dan keterbelakangan yang
diakibatkannya memberikan kesimpulan pada kita bahwa permasalahan nasional
adalah permasalahan tentang nasi. Di Papua, ini berakar dari eksploitasi
Freeport yang mengangkut kekayaan Papua untuk kapitalis-kapitalis di Jakarta
dan dunia. Di Aceh, ini juga berakar dari eksploitasi migas oleh
kapitalis-kapitalis Indonesia dan dunia.
Tentu saja solusi dari masalah
nasional tidak bisa diselesaikan dalam batasan sempit kapitalisme. Borjuis di
negara-negara eks kolonial sudah tidak mampu lagi menyelesaikan masalah
kebangsaan, atau masalah apapun di dalam masyarakat. Tugas menyelesaikan
masalah kebangsaan terletak pada satu-satunya klas yang revolusioner, yakni
klas pekerja. Klas pekerja Indonesia menghadapi tugas sejarah yang harus
dipikulnya: menyelesaikan masalah kebangsaan di satu sisi, dan penggulingan
kapitalisme di sisi lain. Dua tugas ini tidak terpisahkan karena pembebasan
yang sejati dari minoritas-minoritas yang tertindas tidak akan tercapai tanpa
penggulingan kapitalisme.
Perjuangan kemerdekaan Aceh dan
Papua telah mengekspresikan keinginannya untuk membentuk tanah air mereka
sendiri. Timor Leste telah menjadi contoh bahwa kemerdekaan formal adalah
sebuah kemerdekaan semu yang tidak menyelesaikan masalah fundamental rakyat
pekerja Timor Leste. Mereka jadi bulan-bulanan kapitalisme dunia, dan kondisi
hidup mereka tidak mengalami perubahan fundamental. Hanya sebuah metode dan
program sosialis yang mampu menyatukan klas pekerja Aceh, Papua, dan seluruh
Indonesia. Kemerdekaan politik tidak akan ada artinya bila tidak ada
kemerdekaan ekonomi bagi kaum buruh, yang secara konkrit mensyaratkan
nasionalisasi pabrik dan perbankan di bawah kendali buruh dan dijalankan dengan
sistem perekonomian terencana. Program ini juga harus disertai dengan seruan
pembentukan Federasi Sosialis Asia Tenggara, yang akan menjadi alternatif riil
dari dominasi imperialisme. Dengan Federasi ini, buruh dari berbagai negara
dapat bahu membahu membangun dunia sosialisme yang berdasarkan persaudaraan dan
bukan penindasan manusia atas manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar