Permasalahan Sosial di DKI Jakarta
Pada
pembhasan masalah lokal kali ini saya akan membahas tentang permasalahan yang
ada di DKI jakarta, karena DKI Jakarta merupakan jantung ibu kota indonesia
yang sangat menarik untuk dibahas, dan tidak ada habisnya permaslahan yang ada
di ibu kota ini, berikut adalah permasalahan sosial yang ada di DKI Jakarta
Permasalahan Sosial Kependudukan, ditandai dengan
banjir, tingginya urbanisasi, permukiman kumuh pada hampir seluruh kota,
pedagang kaki lima dan kesemrawutan lalu lintas, serta masalah kesehatan
khususnya tingginya prevalensi infeksi saluran pernafasan akut.
Adanya benturan kepentingan antara pertumbuhan
penduduk dengan ketersediaan sumber daya alam telah difahami sebagai asal mula
terjadinya problema lingkungan hidup. Tidak mengherankan, kalau
persoalan-persoalan lingkungan hidup yang muncul, bahkan menjadi sangat
mencolok di wilayah-wilayah Provinsi Jawa barat, ternyata tidak lepas – kalau
tidak dikatakan sangat terkait erat, dengan keadaan dan dinamika
kependudukannya.
BANJIR
Pembangunan tanpa kendali di wilayah hilir, penyimpangan peruntukan lahan
kota, dan penurunan tanah akibat eksploitasi air oleh industri, menyebabkan
turunnya kapasitas penyaluran air sistem sungai, yang menyebabkan terjadinya
banjir besar di Jakarta.
Tata ruang kota yang sering berubah-ubah, menyebabkan polusi udara dan
banjir sulit dikendalikan. Walaupun pemerintah telah menetapkan wilayah selatan
Jakarta sebagai daerah resapan air, namun ketentuan tersebut sering dilanggar
dengan terus dibangunnya perumahan serta pusat bisnis baru. Beberapa wilayah
yang diperuntukkan untuk pemukiman, banyak yang beralih fungsi menjadi tempat
komersial.
Untuk memperbaiki keadaan, Jakarta membangun dua banjir kanal, yaitu Banjir
Kanal Timur dan Banjir Kanal Barat. Banjir Kanal Timur mengalihkan air dari
kali Cipinang ke arah timur, melalui daerah Pondok Bambu, Pondok Kopi, Cakung,
sampai Cilincing. Sedangkan Banjir Kanal Barat yang telah dibangun sejak
zaman kolonial Belanda,
mengaliri air melalui Karet, Tanahabang, sampai Angke. Selain itu Jakarta juga
memiliki dua drainase, yaitu Cakung Drain dan Cengkareng Drain.
Sedangkan menurut polling pada Forum Detik.com, permasalahan sosial yang
tertinggi adalah penyakit masyarakat, pedagang kaki lima, daerah kumuh, dan
sampah. Ada juga responden yang memilih masalah pengangguran, kriminalitas,
ledakan penduduk, dan urbanisasi.
PENYAKIT MASYARAKAT
Mengenai penyakit masyarakat yang sering kita lihat adalah banyak warga
Jakarta yang membuang sampah di sungai, mencuci, memasak, bahkan sampai hal
yang bersifat pribadi pun di lakukan di sungai itu juga. Bukan pilihan mereka
kalau melakukan seperti itu. Apa mau dikata, mereka telah datang ke Jakarta
bahkan bermukim di bantaran sungai misalnya hingga bertahun-tahun karena tidak
mempunyai keahlian yang tetap dan bisa dipertimbangkan untuk mendapatkan
pekerjaan yang layak di kota ini. Banyak orang mengemis, gelandangan, dan
pengamen yang sering ditemui di Jakarta karena mereka ingin mengadu nasib tanpa
memikirkan bagaimana kedepannya. Hanya berpikir bahwa Jakarta adalah kota
impian, kota peruntungan mereka untuk menuju masa depan yang lebih baik, tapi
nyatanya? Makin banyak pengangguran dimana-mana.
PEDAGANG KAKI LIMA
Pedagang kali lima juga sering ditemui di jalan-jalan. Mereka umumnya
berjualan makanan, minuman, pakaian, ataupun aksesoris. Sering kita lihat di
berita mengenai petugas-petugas Satpol PP yang menggelandang mereka, mengusir,
bahkan membawa barang dagangan mereka. Yang lebih kejam lagi adalah merobohkan
lapak mereka, tempat mereka mencari nafkah. Memang terlihat kejam, tapi apa mau
dikata. Para pedagang kakilima tidak punya pilihan, meraka mau kerja apa di
Jakarta kalau memang standar untuk mendapatkan pekerjaan di jakarta semakin
tinggi, belum lagi banyak pelamar pekerjaan yang berkompeten datang dari luar
kota sehingga persaingan untuk mencari pekerjaan yang pasti semakin ketat.
SAMPAH
Jakarta memang banyak sampah, sampah yang menggenang di sungai atapun
berserakan di jalan. Masyarakat Indonesia memang belum paham benar arti sampah
yang kalau dibuang pada tempatnya akan bermanfaat baik dan begitu sebaliknya
akan mengakibatkan bencana. Jelas dalam pengetahuan teori tentang sampah dari
anak kecil hingga dewasa tahu. Akan tetapi, realitanya? mungkin nol besar.
Jakarta banjir karena banyak sampah menghambat daerah aliran sungai selain
karena drainase disana yang kurang begitu efektif. Lahan untuk penyerapan air
berkurang karena semakin banyak pembangunan yang berjalan. Jadi, memang
berharga sekali sampah jika kita bisa memanfaatkannya seperti beberapa warga
Jakarta yang berjuang demi lingkungan hidupnya.
Permasalahan sosial seperti diatas setiap tahun semakin bertambah. Oleh
karena itu, Keberadaan Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BKKKS)
DKI Jakarta diharapkan bisa lebih berkontribusi dalam penanganan permasalahan
sosial di DKI Jakarta yang memang sangat dibutuhkan. Dengan langkah kepedulian
yang konkret, kontribusi yang dihasilkan diharapkan dapat membantu Pemprov DKI
Jakarta dalam mengatasi permasalahan kemiskinan dan ketelantaran, sehingga
upaya yang telah dilakukan menjadi lebih maksimal.
Pengurus BKKKS DKI yang terbentuk diharapkan bisa seiring dan sekata dalam
melaksanakan berbagai program yang tujuan akhirnya adalah mengatasi
permasalahan kemiskinan dan ketelantaran di wilayah DKI Jakarta.
Ini semua bisa terlaksana dengan baik jika semua pengurus bekerja keras untuk menjalankan amanah yang diberikan. InsyaAllah dengan dukungan dan bantuan dari semua pihak termasuk masyarakat di Jakarta yang memiliki kepedulian tinggi, semua rencana BKKKS akan tercapai sesuai rencana.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar